Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa Inggris, berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Seorang dapat dipercaya jika orang tersebut selalu berbicara ajeg, tidak berubah-ubah pembicaraannya dari waktu ke waktu. Demikian juga halnya sebuah tes. Tes tersebut dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tepat apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan.
Contohnya : Jika dalam suatu hasil tes A mula-mula berada lebih rendah dibandingkan dengan B, maka jika diadakan pengukuran ulang, si A juga berada lebih rendah dari B. Itulah yang dikatakan ajeg atau tetap, yaitu sama dalam kedudukan siswa di antara anggota kelompok yang lain. Tentu saja tidak dituntut semuanya tetap. Besarnya ketetapan itulah yang menunjukkan tingginya reliabilitas instrument.
Menurut seorang ahli bernama Scarvia B. Anderson menyatakan bahwa persyaratan bagi tes yaitu validitas dan reliabilitas sangat penting. Dalam hal ini validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu, karena menyokong terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah tes yang valid biasanya reliabel.
Beberapa hal yang sedikit banyak mempengaruhi hasil tes banyak sekali. Tetapi secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 hal :
1. Panjang tes dan kualitas butir-butir soal.
Tes yang terdiri dari banyak butir tentu saja lebih valid dibandingkan dengan tes yang hanya terdiri dari beberapa butir soal. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas tes. Dengan demikian maka semakin panjang tes, maka reliabilitasnya semakin tinggi pula.
2. Testee (Peserta tes)
Suatu tes yang dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa akan mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar kecilnya reliabilitas tes. Tes yang dicobakan selain kelompok terpilih, akan menunjukkan reliabilitas yang lebih besar dari pada yang dicobakan pada kelompok tertentu yang diambil secara terpilih.
3. Penyelenggaraan Tes
Sudah disebutkan bahwa faktor penyelenggaraan tes yang bersifat administratif, sangat menentukan hasil tes.
contoh :
Pengawas yang tertib akan mempengaruhi hasil yang diberikan oleh siswa terhadap tes. Bagi siswa tertentu adanya pengawas yang ketat akan menyebabkan jengkel dan tidak dapat dengan leluasa mengerjakan tes.
Suasana lingkungan dan tempat tes akan mempengaruhi hasil tes.
Didalam menentukan reliabilitas dapat menggunakan beberapa cara. Cara-cara tersebut dapat dilihat di Menghitung Reliabilitas Tes.
Berikut kriteria reliabilitas dalam sebuah tes menurut Nana Sudjana :
- Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : Sangat Tinggi
- Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : Tinggi
- Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : Cukup
- Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : Rendah
- Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : Sangat Rendah
Semoga bermanfaat bagi sobat semua.
Salam,
Yang Muda Yang Terdepan.
Post a Comment